Rabu, 14 Februari 2018

PENGALAMAN MEMBELI RUMAH KPR SUBSIDI BTN (PART 1)



Pertama-tama pengertian dari KPR BTN Subsidi adalah kredit pemilikan rumah program kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah dan cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit, terdiri atas KPR untuk pembelian rumah tapak dan rumah susun.

Seperti yang kita tahu, rumah adalah suatu kebutuhan mutlak yang harus di miliki oleh setiap orang di dunia ini (dunia nyata coy bukan dunia ga’ib), ini juga sebagai motivasi untuk para anak muda yang baru aja nikah & pingin punya rumah sendiri.
Gak mungkin donk kalau selamanya kita nebeng di rumah ortu / mertua selamanya, serba susah coy, apalagi kalau mauu... ehhmmm IYKWIM, nanti takutnya kalau mereka lihat nanti jadi baper teringat masa lalu...

Oke jadi awalnya saya & pacar saya berniat untuk membeli rumah (baca: perumahan). Ada beberapa perumahan yang sudah saya datangi (sebenarnya sih Cuma 2 doank), di perumahan yang pertama saya mulai bertanya kesana kemari, pihak pengembang menjelaskan ini itu panjang lebar & sampai pada saat saat terakhir (eh mati donk), pada akhirnya hitung hitungan sampai akad kredit harus menyiapkan dana sekitar Rp.25 juta, sebenernya umum sih untuk perumahan dana awal segitu, tapi karena saya bukan tergolong orang yang sangat mampu jadi saya pikir matang matang dulu.


Kemudian saya lanjut lagi jalan-jalan lihat perumahan lain, di perumahan ke dua ini saya mulai bertanya tanya & mulai di jelaskan panjang x lebar x tinggi. Jujur saya agak terkedjoet setelah mengetahui harga di perumahan ini, bukan karena mahal tapi karena saya rasa ini murah banget, untuk UM (baca: uang muka) Rp.6,1 juta saja & untuk dana-dana yang lain seperti BPHTB sekitar Rp.4,2 juta. Saya langsung tertarik untuk membeli rumah di sini. Tapi tidak semudah itu saya memutuskannya, saya bilang sama mas masnya saya mau lihat lihat dulu bangunannya. Ternyata masnya baik loh aku langsung di gandeng (mesra amat) maksudnya di ajak keliling untuk melihat rumah yang sudah jadi, dari awal saya masuk perumahan saja saya sudah seneng, melihat jalan masuk & jalan utama yang megah & sudah di beton.

Sampai di rumah yang di tuju saya mulai melihat dan mengamati, dari tekstur bangunan, desain bangunannya. Oke dari sini saya sudah mulai membuka hati untuk ambil perumahan ini. Kemudian saya & masnya kembali ke kantor pemasaran untuk di jelaskan lebih lanjut lagi. Sampai di kantor saya di suguhkan peta denah perumahan ini untuk kemudian saya pilih rumah yang mana, pilihan saya jatuh pada rumah tipe 30/60 dengan Harga KPR yaitu Rp.115.900.000, dengan UM Rp.6.100.000.

· AWAL PEMBELIAN
Setelah saya memilih rumah yang saya kehendaki kemudian si masnya mengatakan untuk membayar Uang Tanda Jadi sebesar Rp.1 juta, pelu di ingat Rp.1 juta ini adalah bagian daru UM yang Rp.6,1 juta tadi. Setelah itu saya bayar melalui Virtual Account yang di sediakan oleh pihak pengembang. Setelah saya transfer kemudian saya serahkan bukti transfer kepada masnya tadi. Kemudian masnya bilang untuk membayar cicilan UM tadi H+10 setelah pembayaran tanda jadi tadi.

Jadi begini, UM bisa dibayar langsung / cash & bisa juga dengan cara di cicil 3x, jadi tadi UM sudah di kurangi tanda jadi sebesar Rp.1 juta, berarti UM yang harus saya bayar kemudian adalah Rp.5,1 juta, saya memilih untuk mencicilnya, berarti Rp.5,1 juta : 3 = Rp.1,7 juta / bulan. Sambil membayar cicilan UM yang pertama saya juga di haruskan mengumpulkan syarat-syarat untuk pengajuan KPR, yaitu:
     1.    Fotokopi KTP (4 lembar)
     2.    Fotokopi KK    (3 lembar)
     3.    Slip gaji 3 bulan terakhir
     4.    Surat keterangan bekerja dari perusahaan
     5.    Fotokopi NPWP (SPT tahunan bagi yang sudah punya NPWP selama 1 tahun)
     6.    Usia minimal 21 tahun
     7.    Materai 6000   (11 lembar)
     8.    Foto ukuran 3x4 (1 lembar)
*untuk yang sudah menikah lampirkan fotokopi surat nikah (3 lembar).

· WAWANCARA BANK BTN
Setelah selang beberapa bulan UM saya lunas kemudian saya diminta untuk mengikuti sesi wawancara dengan  Bank BTN di daerah yang sudah di tentukan. (salah satu pengalaman paling mendebarkan dalam hidup saya, selain lihat kecoa terbang).
Awal saya menginjakkan kaki di halaman depan bank serasa langit mulai menghitam & terdengar suara petir (iyalah waktu itu emang mendung keles). Lalu sampai di pintu masuk saya langsung di sambut dengan senyuman hangat nan menggoda dari pak satpam yang berjaga di pintu (halaahh). Kemudian saya di arahkan ke lantai 3 jika mau bertemu dengan petugas yang akan mewawancarai saya nanti.

Tetapi sampai di lokasi ternyata sang petugas sedang tidak ada di tempat, kemudian ada pak satpam lain yang bilang ke saya kalau orangnya lagi pergi, “paling nanti balik lagi jam 2 mas” kata pak satpamnya. Lalu dia bilang, “apa anda sudah punya rekening BTN mas?”, lalu saya jawab belum, ternyata syarat untuk mengikuti wawancara itu harus punya rekening BTN dulu coy... sett dahh, mana saya hanya bawa uang dikit doank, saya harus menyiapkan uang untuk pembukaan rekening sebesar Rp.250 ribu rupiah. Akhirnya sambil saya menunggu sang pewawancara saya buat rekening dulu di lantai 1.

Setelah selesai saya langsung ke lantai 3 lagi, ternyata sudah datang sang pewawancara yang saya tunggu-tunggu dari tadi. Saat itu beliau sedang mewawancarai satu orang, & saya menunggu di urutan ke dua (harus dateng awal coy, kalo gak mau dapet antrian panjang). Kemudian saat nama saya dipanggil saya maju untuk sesi interview ini. Di sini tidak semudah yang saya bayangkan, saya ditanya masalah gaji, jabatan, masa kerja, & trus pada akhirnya saya di suruh menggambar denah peta lokasi tempat kerja saya, buseett... gini amat yak...

Jadi masalahnya saya memang termasuk karyawan / staff di perusahaan saya, tetapi saya ini di tempatkan di perusahaan lain, karena perusahaan saya bergerak di bidang jasa & saya di tempat kan di PT lain untuk mengurus administrasi karyawan di PT tersebut, & saya hanya pernah satu kali berada di perusahaan induk yang harus saya gambar denahnya tadi, nah gimana donk tuh...

Akhirnya saya berusaha dengan sekuat tenaga & pikiran saya mengingat ingat letak & posisi perusahaan tersebut, & dengan semangat sampai keringetan akhirnya selesai juga lukisan indah yang saya buat tadi... (njirr lukisan indah). Akhirnya saya setelah itu saya serahkan gambar tadi ke bapak tersebut, setelah itu semua data & berkas saya di cek & ternyata ada yang masih kurang, waaaaaaaaaaaa... ternyata SPT yang diminta bukan yang bentuk laporan akhirnya tetapi yang masih dalam bentuk form 1770 SS, hemmm akhirnya saya harus melengkapinya terlebih dulu untuk dapat di lanjutkan prosesnya.